Bibir Siswa diolesi lem, Guru dilarang Mengajar
Dua siswi yang menerima hukuman dari guru. Foto: JPG/Jawa Pos |
ZN adalah guru yang memberi hukuman ekstrem pada tiga siswi sekolah itu.
Dia memaksa murid-muridnya itu menelan lem. Menurut Marpiatun, ZN adalah guru bantu di sekolahnya.
''Dia (ZN, Red) di sini menjadi operator komputer," jelasnya seperti yang diagregasi dari jpnn.
Pihaknya memanggil yang bersangkutan dan tidak lagi diperkenankan untuk mengajar.
''Dia diperbantukan mengajar saat tidak ada guru," jelasnya. Bahkan, mulai Rabu (16/11), ZN tidak lagi mengajar. Tujuannya, menghilangkan trauma siswa.
''Lantaran kejadian itu, psikis anak-anak sedikit banyak pasti terganggu," ujarnya.
Menurut dia, ketiga siswi kelas IV yang mengaku dihukum ZN untuk menelan lem glukol, dua di antaranya sudah masuk sekolah.
Keduanya adalah RS dan Aml. Sementara itu, Mfi belum masuk hingga kemarin. ''Tadi (kemarin) saya datang ke rumahnya (Mfi). Kondisinya membaik dan sangat mungkin besok (hari ini) masuk," jelasnya.
Hanya, dia membantah bahwa ZN memaksa tiga siswi kelas empat tersebut untuk menelan lem.
Berdasar keterangan yang diperoleh dari para korban, ZN hanya mengolesi bibir mereka dengan lem kertas.
"Jadi, waktu saya tanya, mereka menceritakan bahwa guru itu hanya mengoleskan lem kertas pada bibir mereka. Caranya, pulpen dicelupkan ke lem, lalu dioleskan ke bibir," tuturnya.
Sebab, ketiganya ramai saat pelajaran bahasa Inggris berlangsung pada Jumat (11/11).
Sementara itu, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Mumbulsari Muhammad Soleh mengaku memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Pihaknya memanggil kepala sekolah.
''Langkah awal yang dilakukan pihak sekolah adalah memberikan sanksi kepada yang bersangkutan untuk tidak mengajar," jelasnya.
Selain meminta keterangan dari kepala sekolah, dia meminta keterangan dari para murid.
Berdasar keterangan para murid, tiga siswi tersebut bergurau dengan teman saat jam pelajaran dan berjalan-jalan di kelas.
Akhirnya, guru memberikan sanksi.
''Mungkin, lem itu bau. Jadi, siswi tersebut tidak tahan, lalu mual dan muntah-muntah," paparnya.
Dia mengaku sudah berkomunikasi dengan orang tua murid yang bersangkutan.
Berdasar penjelasan itu, orang tua murid menyadari adanya kesalahpahaman.
Akhirnya, tidak lagi ada masalah.
Diharapkan, persoalan seperti itu tidak lagi terulang. Soleh akan melakukan rapat sekaligus berkoordinasi agar para guru menghindari sanksi bagi murid yang bisa berujung pada ranah hukum.
Sebenarnya, lanjut dia, guru sudah menghindari hukuman-hukuman seperti memukul atau mencubit.
Sementara itu, Kapolsek Mumbulsari AKP Hery Supadmo menjelaskan, pihaknya terus menyelidiki kasus itu.
Salah satunya adalah meminta keterangan saksi.
''Kami akan memanggil tetangga orang tua Mfi yang mengaku melihat langsung saat Mfi dan dua temannya disuruh menelan lem. Jadi, kami selidiki terlebih dulu," tegasnya.
Sebagaimana diberitakan, tiga siswi tersebut mengaku dihukum guru dengan disuruh menelan lem glukol. Ketiganya adalah siswi kelas IV.
Mereka berinisial Mfi, RS, dan Aml. Tak terima dengan kejadian itu, orang tua siswi memilih melapor kepada polisi. (jum/was/c1/hdi/c16/diq/flo/jpnn)