3 Cara terbaik melatih konsentrasi anak usia 4, 5 dan 6 tahun menurut ahli
Little Story
"Hey Yorri, sudah kah kamu menyelesaikan tugasmu?" tanya bunda Yorri.
Karena tidak ada jawaban dari Yorri, bunda mendekat sambil berseru "Yorri apa yang sedang kamu lakukan?"
. . . .
Sampai di kamar Yorri, bunda melihat bahwa Yorri asik dengan mainan bonekanya.
Memegang dua boneka barbie dan meriasnya layaknya seorang putri dan bermain dengan imajinasinya seolah berada di kerajaan nan indah seperti dongeng yang sering ia dengar dari bunda setiap malam menjelang tidur.
"Yorri, kamu sudah menyelesaikan tugas kamu untuk menyalin kata-kata di buku?" bunda dengan penuh kelembutan hati menyapa Yorri yang terlalu asik dengan mainanya.
Dia tatap wajah bundanya dan dengan tersenyum "baru 5 kata, belum selesai, aku ingin bermain dulu . . . " ungkap Yorri
"Tadi saat menulis saya melihat boneka barbie, jadi pingin main deh bun" lanjut Yori memberikan alasannya kenapa dia tidak menyelesaikan tugasnya menulis.
Simpulan
Kondisi diatas adalah kondisi dimana seorang anak kehilangan fokusnya untuk menyelesaikan tugasnya. Karena fokusnya teralihkan pada boneka, maka dia memilih untuk bermain boneka.
Ada kemungkinan kondisi serupa, atau mirip mirip dengan cerita di atas pernah terjadi dengan para pembaca. Bahwa menemukan anaknya mudah sekali mengalihkan perhatian. Iya tidak dapat fokus untuk mengerjakan satu hal saja.
Kondisi tersebut adalah keadaan kurangnya konsentrasi dari anak. Anak kehilangan konsentrasinya dan teralihakan untuk melakukan hal lain yang menurutnya lebih menarik dan menyenangkan.
Namun konsentrasi yang masih kurang pada usia anak 4, 5, dan 6 tahun adalah suatu yang wajar.
anak pada usia tersebut mudah sekali teralihkan perhatiannya.
jika kita meminta dia untuk fokus pada satu hal yang menurutnya tidak menyenangkan.
sementara disekitarnya ada benda-benda atau sesuatu yang menyenangkan dia dapat dengan mudah mengalihkan fokusnya tersebut.
Hal tersebut tentu berbeda dengan orang dewasa yang dapat fokus pada satu hal saja. Tanpa mempedulikan apakah fokus tersebut pada hal yang menyenangkan atau hal yang tidak ia sukai.
Meski begitu (konsentrasi anak kurang) kita tetap bisa melatih anak untuk meningkatkan konsentrasinya.
Pada artikel ini. Kita akan membahas tentang cara latihan untuk meningkatkan konsentrasi anak khsusunya anak usia 4, 5 dan 6 tahun.
Namun sebelum kita masuk ke bagian latihan meningkatkan konsentrasi kita perlu memahami terlebih dahulu apa itu konsentrasi.
Memahami Konsentrasi
Apakah yang dimaksud dengan konsentrasi?
Coba pahami kedua definisi konsentrasi di bawah ini.
Di kutip dari dua sumber yaitu KBBI dan Buku yang di tulis Nugraha tentang psikologi umum.
Pada kamus besar bahasa indonesia (KBBI) disebutkan bahwa konsentrasi ialah pemusataan fikiran atau perhatian pada suatu hal.
Nugraha dalam sebuah bukunya (2008) menyebutkan bahwa konsentrasi belajar adalah kemampuan untuk memusatkan fikiran terhadap aktifitas belajar.
Dari kedua definisi tersebut, sejatinya kita dapat menangkap atau menyimpulkan inti dari pengertian konsentrasi yaitu kemampuan untuk memusatkan perhatian.
Penjelasan tersebut membuat makna bahwa seseorang dikatakan memiliki konsentrasi yang baik jika orang tersebut mampu untuk memusatkan perhatian pada satu hal tertentu. Sebaliknya jika seseorang sulit untuk memusatkan perhatiannya maka dia dianggap memiliki tingkat konsentrasi yang kurang.
Ciri-ciri anak yang kurang konsentrasi
1. Saat mengerjakan tugas atau soal, dia sering mengerjakannya dengan lompat-lompat. Misal soal nomor 1, kemudian 3, 4, lalu ke 7.
2. Disorganisi atau kondisi saat anak tidak mampu untuk mengorganisir hal barang barang miliknya. Misalnya dia tidak bisa menata buku pelajaran dengan rapi, tidak dapat menata maina dengan baik.
3. Saat sedang berbicara dengan orang lain, dia sering memotong pembicaraan orang lain. Hal ini dapat terjadi karena tingkat konsentrasinya rendah sehingga kesulitan memahami maksud dari orang yang berbicara dengannya.
4. Ketika dia merencanakan membeli barang X di suatu toko, dan ketika sampai di toko dia malah membeli barang Y atau barang lain.
5. Saat diberikan bacaan cerita atau bacaan buku. Dia tidak tahan untuk membacamya sampai akhir atau sampai pada bagian kesimpulan.
6. Cendrung untuk melalaikan dan telat untuk melakukan kegiatan rutinnya.
7. Memiliki perhatian yang mudah teralihkan. Jadi saat dia sedang fokus pada satu hal, kemudian ada hal lain yang mengganggu dia. Maka fokusnya mudah teralihkan
8. Kurang teliti, ini nampak juga pada tulisan anak. Misal pada saat menulis kata "yang" dia melupakan huruf "a" sehingga yang tertulis hanya "yng".
9. Membutuhkan waktu lama dalam mengerjakan hal yang sederhana. Misalnya saat menata buku sekolahnya atau pada saat merapikan mainan nya dia cendrung lama.
10. Sering lupa pada hal hal yang baru ia temui.
"Hey Yorri, sudah kah kamu menyelesaikan tugasmu?" tanya bunda Yorri.
Karena tidak ada jawaban dari Yorri, bunda mendekat sambil berseru "Yorri apa yang sedang kamu lakukan?"
. . . .
Sampai di kamar Yorri, bunda melihat bahwa Yorri asik dengan mainan bonekanya.
Memegang dua boneka barbie dan meriasnya layaknya seorang putri dan bermain dengan imajinasinya seolah berada di kerajaan nan indah seperti dongeng yang sering ia dengar dari bunda setiap malam menjelang tidur.
"Yorri, kamu sudah menyelesaikan tugas kamu untuk menyalin kata-kata di buku?" bunda dengan penuh kelembutan hati menyapa Yorri yang terlalu asik dengan mainanya.
Dia tatap wajah bundanya dan dengan tersenyum "baru 5 kata, belum selesai, aku ingin bermain dulu . . . " ungkap Yorri
"Tadi saat menulis saya melihat boneka barbie, jadi pingin main deh bun" lanjut Yori memberikan alasannya kenapa dia tidak menyelesaikan tugasnya menulis.
Simpulan
Kondisi diatas adalah kondisi dimana seorang anak kehilangan fokusnya untuk menyelesaikan tugasnya. Karena fokusnya teralihkan pada boneka, maka dia memilih untuk bermain boneka.
Ada kemungkinan kondisi serupa, atau mirip mirip dengan cerita di atas pernah terjadi dengan para pembaca. Bahwa menemukan anaknya mudah sekali mengalihkan perhatian. Iya tidak dapat fokus untuk mengerjakan satu hal saja.
Kondisi tersebut adalah keadaan kurangnya konsentrasi dari anak. Anak kehilangan konsentrasinya dan teralihakan untuk melakukan hal lain yang menurutnya lebih menarik dan menyenangkan.
Namun konsentrasi yang masih kurang pada usia anak 4, 5, dan 6 tahun adalah suatu yang wajar.
anak pada usia tersebut mudah sekali teralihkan perhatiannya.
jika kita meminta dia untuk fokus pada satu hal yang menurutnya tidak menyenangkan.
sementara disekitarnya ada benda-benda atau sesuatu yang menyenangkan dia dapat dengan mudah mengalihkan fokusnya tersebut.
Hal tersebut tentu berbeda dengan orang dewasa yang dapat fokus pada satu hal saja. Tanpa mempedulikan apakah fokus tersebut pada hal yang menyenangkan atau hal yang tidak ia sukai.
Meski begitu (konsentrasi anak kurang) kita tetap bisa melatih anak untuk meningkatkan konsentrasinya.
Pada artikel ini. Kita akan membahas tentang cara latihan untuk meningkatkan konsentrasi anak khsusunya anak usia 4, 5 dan 6 tahun.
Namun sebelum kita masuk ke bagian latihan meningkatkan konsentrasi kita perlu memahami terlebih dahulu apa itu konsentrasi.
Memahami Konsentrasi
Apakah yang dimaksud dengan konsentrasi?
Coba pahami kedua definisi konsentrasi di bawah ini.
Di kutip dari dua sumber yaitu KBBI dan Buku yang di tulis Nugraha tentang psikologi umum.
Pada kamus besar bahasa indonesia (KBBI) disebutkan bahwa konsentrasi ialah pemusataan fikiran atau perhatian pada suatu hal.
Nugraha dalam sebuah bukunya (2008) menyebutkan bahwa konsentrasi belajar adalah kemampuan untuk memusatkan fikiran terhadap aktifitas belajar.
Dari kedua definisi tersebut, sejatinya kita dapat menangkap atau menyimpulkan inti dari pengertian konsentrasi yaitu kemampuan untuk memusatkan perhatian.
Penjelasan tersebut membuat makna bahwa seseorang dikatakan memiliki konsentrasi yang baik jika orang tersebut mampu untuk memusatkan perhatian pada satu hal tertentu. Sebaliknya jika seseorang sulit untuk memusatkan perhatiannya maka dia dianggap memiliki tingkat konsentrasi yang kurang.
Ciri-ciri anak yang kurang konsentrasi
1. Saat mengerjakan tugas atau soal, dia sering mengerjakannya dengan lompat-lompat. Misal soal nomor 1, kemudian 3, 4, lalu ke 7.
2. Disorganisi atau kondisi saat anak tidak mampu untuk mengorganisir hal barang barang miliknya. Misalnya dia tidak bisa menata buku pelajaran dengan rapi, tidak dapat menata maina dengan baik.
3. Saat sedang berbicara dengan orang lain, dia sering memotong pembicaraan orang lain. Hal ini dapat terjadi karena tingkat konsentrasinya rendah sehingga kesulitan memahami maksud dari orang yang berbicara dengannya.
4. Ketika dia merencanakan membeli barang X di suatu toko, dan ketika sampai di toko dia malah membeli barang Y atau barang lain.
5. Saat diberikan bacaan cerita atau bacaan buku. Dia tidak tahan untuk membacamya sampai akhir atau sampai pada bagian kesimpulan.
6. Cendrung untuk melalaikan dan telat untuk melakukan kegiatan rutinnya.
7. Memiliki perhatian yang mudah teralihkan. Jadi saat dia sedang fokus pada satu hal, kemudian ada hal lain yang mengganggu dia. Maka fokusnya mudah teralihkan
8. Kurang teliti, ini nampak juga pada tulisan anak. Misal pada saat menulis kata "yang" dia melupakan huruf "a" sehingga yang tertulis hanya "yng".
9. Membutuhkan waktu lama dalam mengerjakan hal yang sederhana. Misalnya saat menata buku sekolahnya atau pada saat merapikan mainan nya dia cendrung lama.
10. Sering lupa pada hal hal yang baru ia temui.
Cara meningkatkan konsentrasi anak
Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan konsentrasi anak.
Namun pada artikel ini kita tidak akan membahas semuanya.
Kita akan fokus pada latihan yang dapat meningkatkan konsentrasi anak.
Jadi layaknya sebuah otot, jika seseorang menginginkan otot yang kuat maka orang tersebut harus melakukan latihan pada ototnya.
Konsentrasi pada otakpun juga begitu, jika menginginkan otak dengan konsentrasi yang kuat dan baik. Maka perlu di latih.
Berikut 3 cara melatih anak meningkatkan konsentrasi
Sumber : livestrong.com
Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan konsentrasi anak.
Namun pada artikel ini kita tidak akan membahas semuanya.
Kita akan fokus pada latihan yang dapat meningkatkan konsentrasi anak.
Jadi layaknya sebuah otot, jika seseorang menginginkan otot yang kuat maka orang tersebut harus melakukan latihan pada ototnya.
Konsentrasi pada otakpun juga begitu, jika menginginkan otak dengan konsentrasi yang kuat dan baik. Maka perlu di latih.
Berikut 3 cara melatih anak meningkatkan konsentrasi
Sumber : livestrong.com
1. Mind Body Integration
Ini adalah sebuah latihan dengan meminta anak untuk duduk diam pada posisinya dalam periode waktu tertentu.
Bagaimana anda dapat melakukannya.
a. Ambil sebuah kursi dan letakkan kuris tersebut di tengah-tengah sebuah ruangan. Kamu bisa menggunakan ruangan tamu di rumah.
b. Mintalah dia (anak kita) untuk duduk di atas kursi tersebut.
c. Katakan pada dia untuk tidak berpindah posisi selama latihan ini berlangsung.
d. Catat berapa lama anak anda dapat duduk di atas kursi tersebut tanpa berpindah tempat.
e. Lakukan latihan ini secara rutin, dan usahakan membuat anak untuk bisa duduk lebih lama dari waktu ke waktu latihan
Menurut Empowering Parents, latihan ini memperkuat hubungan saraf antara tubuh dan otak, sehingga memudahkan anak Anda untuk fokus dan mengembangkan pengendalian diri.
2. Visual Tracking Exercise
Bagaimana anda dapat melakukannya.
a. Ambil sebuah kursi dan letakkan kuris tersebut di tengah-tengah sebuah ruangan. Kamu bisa menggunakan ruangan tamu di rumah.
b. Mintalah dia (anak kita) untuk duduk di atas kursi tersebut.
c. Katakan pada dia untuk tidak berpindah posisi selama latihan ini berlangsung.
d. Catat berapa lama anak anda dapat duduk di atas kursi tersebut tanpa berpindah tempat.
e. Lakukan latihan ini secara rutin, dan usahakan membuat anak untuk bisa duduk lebih lama dari waktu ke waktu latihan
Menurut Empowering Parents, latihan ini memperkuat hubungan saraf antara tubuh dan otak, sehingga memudahkan anak Anda untuk fokus dan mengembangkan pengendalian diri.
2. Visual Tracking Exercise
Visual Tracking Exercise adalah sebuah bentuk latihan yang di desain untuk mengembangkan skill perhatian dari seorang anak. Kosepnya yaitu meminta anak duduk di atas sebuah kursi dan melihat pada sebuah objek yang kamu bawa. Pandangan anak harus mengikuti setiap gerakan dari benda yang kaku gerakkan.
Cara memulainya yaitu:
a. Mintalah anak untuk duduk di atas kursi berhadapan dengan dirimu.
b. Ambilah sebuah obejek atau benda tertentu misal bola kasiti, permen, kancing, kertas dengan tanda sebuah titik di tengah nya.
c. Mintalaj anak untuk memfokuskan pandangannya pada benda tersebut dan mengikuti ke arah mana gerak dari benda itu.
d. Gerakkan benda yang kamu bawa. Dengan arah 16 inci dari mata anak Anda. Mintalah anak Anda mengikuti objek dengan matanya, memastikan dia tidak menggerakkan kepalanya saat dia melacak benda itu.
e. Mulailah dengan kecepatan yang sedang yang nyaman untuk anak anda, kemudian tingkatkan secara bertahap kecepatan gerak teraebut.
3. Homework Reward
Cara memulainya yaitu:
a. Mintalah anak untuk duduk di atas kursi berhadapan dengan dirimu.
b. Ambilah sebuah obejek atau benda tertentu misal bola kasiti, permen, kancing, kertas dengan tanda sebuah titik di tengah nya.
c. Mintalaj anak untuk memfokuskan pandangannya pada benda tersebut dan mengikuti ke arah mana gerak dari benda itu.
d. Gerakkan benda yang kamu bawa. Dengan arah 16 inci dari mata anak Anda. Mintalah anak Anda mengikuti objek dengan matanya, memastikan dia tidak menggerakkan kepalanya saat dia melacak benda itu.
e. Mulailah dengan kecepatan yang sedang yang nyaman untuk anak anda, kemudian tingkatkan secara bertahap kecepatan gerak teraebut.
3. Homework Reward
Homework Reward adalah sebuah bentuk latihan yang di desain dengan tujuan untuk memberikan anak dorongan untuk fokus mengerjakan tugasnya.
Bentuk latihannya yaitu memberikan tugas kepada anak untuk diselesaikan, dan memberikan hadiah kepadanya untuk setiap kesuksesan yang ia peroleh.
Langkah-langkah:
a. Minta anak untuk duduk dan mengerjakan tugas-tugasnya, bisa tugas sekolah, atau tugas lainnya yang telah dirancang oleh orang tua.
b. Berikan reward setiap 10 menit anak dapat mengerjakan tugasnya tanpa berpindah fokus pada aktifitas lainnya. Dengan kata lain jika dalam 10 menit anak masih belajar untuk mengerjakan tugasnya di tempat duduknya maka berikan dia hadiah atau reward.
c. Berikan hadiah lebih besar jika ia mampu untuk belajar dalam waktu yang lebih panjang. Misalnya 1 jam dia bisa fokus mengerjakan tugas-tugasnya maka memberikan hadiah yang lebih baik dari saat dia menyelesaikan 10 menit waktu tugasnya.
Bentuk latihannya yaitu memberikan tugas kepada anak untuk diselesaikan, dan memberikan hadiah kepadanya untuk setiap kesuksesan yang ia peroleh.
Langkah-langkah:
a. Minta anak untuk duduk dan mengerjakan tugas-tugasnya, bisa tugas sekolah, atau tugas lainnya yang telah dirancang oleh orang tua.
b. Berikan reward setiap 10 menit anak dapat mengerjakan tugasnya tanpa berpindah fokus pada aktifitas lainnya. Dengan kata lain jika dalam 10 menit anak masih belajar untuk mengerjakan tugasnya di tempat duduknya maka berikan dia hadiah atau reward.
c. Berikan hadiah lebih besar jika ia mampu untuk belajar dalam waktu yang lebih panjang. Misalnya 1 jam dia bisa fokus mengerjakan tugas-tugasnya maka memberikan hadiah yang lebih baik dari saat dia menyelesaikan 10 menit waktu tugasnya.