-->

IPS PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

Rangkuman IPS Kelas 5 Semester 2

BAB 4

PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

 

A.    PERTEMUAN DI DALAT

Dalam perang Pasifik, Jepang semakin terpojok. Puncaknya, pada 6 Agustus 1945, Kota Hiroshima di Jepang dibom oleh Amerika Serikat. Pada 9 Agustus 1945 Kota Nagasaki juga dibom oleh Amerika Serikat. Akhirnya, pada  15 Agustus 1945 Jepang menyerah kalah kepada Sekutu.

Pada tanggal 12 Agustus 1945 tiga tokoh pergerakan nasional, yaitu Dr.Radjiman Wedyodiningrat, Ir. Sukarno, dan Drs. Mohammad Hatta memenuhi undangan  Jenderal Marsekal Terauchi di Dalat (Vietnam Selatan). Di Dalat ketiga pemimpin Indonesia tersebut diberitahu tentang keputusan pemerintah Jepang untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.

 

B.     PERISTIWA RENGASDENGKLOK

Pada 15 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada sekutu. Berita penyerahan Jepang ini didengar Sutan Syahrir dari siaran radio Amerika. Selanjutnya, Subadio Sastrosatomo dan Subianto menemui Drs. Moh. Hatta. Mereka meminta Drs. Moh. Hatta supaya mencegah PPKI mengumumkan kemerdekaan. Kemerdekaan Indonesia harus diperoleh dengan kekuatan sendiri. Malamnya, sekitar pukul 20.00, golongan muda  revolusioner mengadakan rapat di salah satu ruangan Lembaga Bakteriologi di Pegangsaan Timur. Rapat ini antara lain dihadiri oleh Chairul Saleh, Wikana, Margono, Armansyah,  dan Kusnandar. Dalam rapat itu golongan muda memutuskan tuntutan agar Proklamasi Kemerdekaan dinyatakan oleh Ir. Sukarno pada keesokan harinya (16 Agustus 1945).

Keputusan rapat pada tanggal 15 Agustus 1945 sore, disampaikan oleh Wikana dan Darwis kepada Sukarno namun Soekarno menolak. Utusan golongan muda mengancam akan terjadi pertumpahan darah jika tuntutan golongan muda tidak dilaksanakan. Peristiwa menegangkan itu disaksikan oleh golongan tua, seperti Mohammad Hatta, Ahmad Subarjo, Dr. Buntaran, Dr. Sanusi, dan  Iwa Kusumasumantri.

Pagi hari 16 Agustus 1945, Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta dibawa ke Rengas dengklok. Tujuan “penculikan” itu adalah menjauhkan kedua pemimpin nasional itu dari pengaruh Jepang. Sementara itu, di Jakarta, golongan tua dan golongan muda sepakat bahwa proklamasi kemerdekaan dilakukan di Jakarta. Golongan tua diwakili Mr. Ahmad Subarjo dan golongan muda yang diwakili Wikana.

Pukul 16.00 sore hari Ahmad Subarjo diantar oleh Yusuf Kunto pergi ke Rengasdengklok. Ahmad Subarjo memberi jaminan kepada para pemuda bahwa proklamasi akan dilaksanakan pada 17 Agustus 1945 di Jakarta selambat lambatnya pukul 12.00 WIB.

 

C.    PERUMUSAN TEKS PROKLAMASI

Perumusan naskah proklamasi dilakukan di rumah Laksamana Maeda yaitu Jalan Imam Bonjol No. 1. Dalam penyusunan naskah proklamasi Ahmad Soebardjo menyumbangkan pikiran secara lisan pada kalimat pertama yang berbunyi pernyataan bangsa Indonesia untuk mengubah nasibnya sendiri. Drs Mohammad Hatta menambahkan kalimat kedua sebagai pernyataan pengalihan kekuasaan. Ir. Soekarno menulis konsep Proklamasi pada secarik kertas oleh Ir. Soekarno. Penulisan ini disaksikan oleh Sayuti Melik, BM. Diah, dan Sudiro.

Sebelum ditandatangani, naskah tersebut diketik lebih dahulu oleh Sayuti Melik.  Dalam naskah hasil pengetikan tersebut, terdapat tiga perubahan dari teks asli yang ditulis oleh Ir. Sukarno. Perubahan-perubahan tersebut antara lain sebagai berikut.

1.      Kata “Tempoh” diubah menjadi “Tempo”.

2.      Kalimat “wakil-wakil bangsa Indonesia“ diubah menjadi “atas nama bangsa Indonesia”.

3.      Tulisan “Djakarta, 17 – 8 –’ 05” menjadi “Jakarta , hari 17 bulan 8 tahun ‘05”. Angka tahun 05 merupakan singkatan angka tahun 2605 menurut kalender Jepang.

 

D.    DETIK-DETIK PROKLAMASI

Hasil rapat disepakati bahwa teks Proklamasi kemerdekaan akan dibacakan di depan rumah Ir. Soekarno. Yakni di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB. Kemudian para pemuda menyiapkan peralatan upacara. Komandan Cu dan Co Latif Hendraningrat dan Arifin Abdurahman berjaga-jaga dan menyiapkan pasukan. Barisan pelopor yang dipimpin S. Suhud menyiapkan tiang bendera. Ibu Fatmawati menyiapkan bendera Merah Putih dengan jahitan tangan. Bendera itu kemudian dikenal sebagai Bendera Pusaka.

Tepat pukul 10.00 WIB, Ir. Soekarno didampingi Drs. Moh. Hatta membacakan naskah Proklamasi kemerdekaan Indonesia.  Upacara dilanjutkan dengan pengibaran Sang Saka Merah Putih oleh Latif Hendra ningrat dan S. Suhud.

Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun ‘45

Atas nama bangsa Indonesia

Soekarno – Hatta

 

E.     Tokoh-tokoh penting dalam Peristiwa Kemerdekaan Indonesia

 

1.  Ir. Soekarno

Sukarno adalah tokoh sangat penting dalam peristiwa Proklamasi kemerdekaan Indonesia. Sebagai pemimpin Indonesia yang menonjol waktu itu, Bung Karno dipilih menjadi ketua PPKI. Bung Karno bersama dengan Bung Hatta dan Ahmad Subarjo merumuskan naskah Prklamasi. Bahkan rumusan awal naskah proklamasi adalah tulisan tangan Bung Karno. Peran Bung Karno yang sangat menonjol adalah bersama Bung Hatta bertindak sebagai Proklamator.

2.      Drs. Moh. Hatta

Selain itu, Bung Hatta adalah salah seorang perumus naskah Proklamasi. Bersama Bung Karno, Bung Hatta bertindak sebagai proklamator kemerdekaan Indonesia. Bung Hatta juga sangat berjasa atas perubahan beberapa kata dalam Piagam Jakarta.

3.      Ahmad Soebardjo

clip_image001

Ahmad Subarjo adalah Penasihat PPKI. Beliau menjadi penengah golongan muda dan kedua pemimpin nasional, Sukarno-Hatta. Beliau mewakili golongan tua berunding dengan para pemuda ketika Sukarno-Hatta diculik dan diamankan ke Rengasdengklok. Peran penting lain Subarjo adalah turut merumuskan naskah Proklamasi Kemerdekaan. Bersama Bung Karno dan Bung Hatta, Beliau merumuskan naskah Proklamasi di rumah Laksamana Maeda. Setelah Indonesia merdeka Beliau diangkat Menteri Luar Negeri Indonesia pertama. Beliau wafat pada bulan Desember 1978 di Jakarta.

4.      Ibu Fatmawati

clip_image003

Sebagai istri pemimpin Bangsa Indonesia, Fatmawati turut mendampingi Bung Karno. asa Ibu Fatmawati sangat menonjol dalam peristiwa Proklamasi. Beliau menjahit Bendera Pusaka, Merah Putih. Beliau menjahit Bendera Pusaka ini pada bulan Oktober 1944. Bendera ini dikibarkan setelah Bung Karno membaca Proklamasi.

5.      Sutan Syahrir

clip_image004

Sutan Syahrir  adalah tokoh politik, pejuang kemerdekaan, dan perdana menteri pertama RI. Syahrir dilahirkan di Bukit Tinggi. Beliau salah satu tokoh yang berani mengambil risiko mencari berita mendengarkan berita radio. Syahrir adalah salah satu tokoh yang paling awal mengetahui berita Jepang menyerah kepada Sekutu.

6.      Laksamana Takasi Maeda

clip_image005

Laksamana Maeda adalah seorang perwira penghubung Jepang. Beliau mendukung gerakan kemerdekaan Indonesia. Beliau menjamin keselamatan perencanaan proklamasi. Perumusan teks Proklamasi dilakukan di rumah beliau. Karena dukungannya terhadap persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia, beliau ditangkap oleh Sekutu dan dipenjarakan di Gang Tengah.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel