-->

IPS PENJAJAHAN JEPANG DI INDONESIA

Rangkuman Materi IPS Kelas 5 Semester 2

BAB 2

PENJAJAHAN JEPANG DI INDONESIA

 

1.      PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA

Perang Pasifik meletus setelah Jepang mengebom pangkalan laut Amerika Serikat di Pearl Harbour. Terjadilah Perang Pasifik atau  Perang Asia Timur Raya. Serangan ini terjadi pada 8 Desember 1941. Kemudian, negara-negara dalam Blok Sekutu menyatakan perang terhadap Jepang. Perang ini disebut dengan perang Asia Timur Raya. Dengan cepat Jepang menyerbu dan menduduki Daerah yang dikuasai Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat. Yakni Indochina, Myanmar, Filipina, dan Malaysia. Jepang menjajah Indonesia selama 3,5 tahun.

Pada 8 Maret 1942, Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Kalijati, Subang (Jawa Barat). Penyerahan kekuasaan dari Belanda kepada Jepang dilakukan oleh Letnan Jenderal N. Terpoorten kepada Letnan Jenderal Hitoshi Imamura. Dengan demikian, berakhirlah kekuasaan Belanda di Indonesia.

Setelah menguasai Indonesia, Jepang membagi wilayah Indonesia menjadi tiga wilayah pertahanan. Wilayah I (Jawa dan Madura), wilayah II (Sumatra dan kepulauan di sekitarnya), dan wilayah III (Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Bali, dan Nusa Tenggara).

 

2.      SEBAB DAN AKIBAT PENGERAHAN TENAGA ROMUSHA OLEH JEPANG TERHADAP PENDUDUK INDONESIA

 

a.       Sebab-sebab Pengerahan Tenaga Romusha

Pada Perang Dunia II, Jepang berada di bawah pemerintahan militer. Semua kebijakan  politik, ekonomi, dan sosial, ditujukan  untuk kepentingan perang melawan sekutu. Untuk kepentingan itu Jepang memerlukan banyak sumber daya alam dan tenaga manusia.  Untuk memenuhi tenaga manusia, Jepang menerapkan sistem kerja paksa di negara jajahannya. Orang-orang dipaksa bekerja untuk kepentingan Jepang yang dinamakan  romusha.

 

b.      Akibat Pengerahan Tenaga Romusha

Pengerahan  tenaga romusha menyebabkan penduduk Indonesia berkurang akibat meninggal dunia. Penderitaan itu meninggalkan rasa ketakutan bagi mereka yang pernah mengalaminya. Pendudukan Jepang di Indonesia membawa malapetaka bagi rakyat Indonesia. Propaganda dan janji-janji Jepang hanya tipuan belaka. Selama dijajah Jepang, rakyat Indonesia semakin miskin, bodoh, dan menderita.

 

3.      ORGANISASI BENTUKAN JEPANG

a.       Gerakan Tiga A

Gerakan Tiga A merupakan organisasi pertama yang didirikan Jepang. Organisasi ini didirikan pada 29 April 1942 sebagai tempat untuk menghimpun rakyat Indonesia dalam menghadapi kekuatan Barat. Gerakan Tiga A dipimpin oleh Mr. Samsudin. Arti Gerakan Tiga A adalah Jepang Pelindung Asia, Jepang Pemimpin Asia, dan Jepang Cahaya Asia.

b.      Majelis A’la Indonesia (MIAI) dan Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi)

Majelis A’la Indonesia (MIAI) dan Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi) adalah organisasi-organisasi Islam yang didirikan oleh Jepang.

c.       Pusat Tenaga Rakyat (Putera)

Pusat Tenaga Rakyat (Putera) didirikan pada 16 April 1943. Organisasi ini dipimpin oleh empat serangkai, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansyur. Tujuan pembentukan organisasi ini adalah untuk mengajak tokoh-tokoh Indonesia membantu Jepang dalam berperang dengan sekutu. Bantuan tersebut dapat berupa tenaga atau pemikiran.

d.      Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa)

Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa) didirikan pada 8 Januari 1944. Organisasi ini dipimpin langsung oleh pejabat-pejabat Jepang. Jawa Hokokai terdiri atas berbagai macam hokokai profesi, antara lain Izi Hokokai (Himpunan Kebaktian Dokter), KJawa Hokokaiyoiku Hokokai (Himpunan Kebaktian para Pendidik), Fujinkai (Organisasi Wanita), Keimin Bunka Syidosyo (Pusat Budaya), dan Hokokai Perusahaan.

 

4.      ORGANISASI MILITER BENTUKAN JEPANG

 

a.       Seinendan  (Barisan Pemuda),

Seinendan dibentuk pada tanggal 29April 1943. Anggotanya terdiri dari para pemuda yang berusia antara 14-22 tahun. Mereka dididik militer agar dapat menjaga dan mempertahankan tanah airnya dengan kekuatan sendiri. Akan tetapi tujuan yang sebenarnya ialah mempersiapkan pemuda untuk dapat membantu Jepang dalam menghadapi tentara Sekutu dalam Perang Asia Timur Raya.

b.      Keibodan (Barisan Pembantu Polisi),

Keibodan dibentuk pada tanggal 29 April 1943. Anggotanya terdiri atas para pemuda yang berusia antara 26-35 tahun, dengan tugas seperti penjagaan lalu lintas, pengamanan desa dan lain-lain. Barisan ini di Sumatra disebut Bogodan, sedangkan di Kalimantan dikenal dengan nama Borneo Konan Hokokudan.

c.       Heiho (Pembantu Prajurit Jepang), anggota Heiho ditempatkan dalam kesatuan tentara Jepang sehingga banyak dikerahkan ke medan perang.

d.      Fujinkai ( Barisan Wanita).

Fujinkai dibentuk pada bulan Agustus 1943. Anggotanya terdiri atas para wanita berusia 15 tahun ke atas. Mereka juga diberikan latihan-latihan dasar militer, dengan tugas untuk membantu Jepang dalam perang.

e.       Jibakutai ( Barisan Berani Mati).

Jibakutai dibentuk pada tanggal 8 Desember 1944. Barisan ini rupanya mendapatkan inspirasi dari pilot Kumikaze yang sanggup mengorbankan nyawanya dengan jalan menumbukkan pesawatnya kepada kapal perang musuh.

f.       Pembela Tanah Air (PETA), dibentuk pada 3 Oktober 1943. Calon perwira PETA mendapatkan pelatihan di Bogor. Tujuan didirikannya PETA adalah untuk mempertahankan wilayah masing-masing. Tokoh-Tokoh Pergerakan Nasional

 

5.      PERLAWANAN DAERAH-DAERAH TERHADAP JEPANG

a.       Perjuangan Melawan Jepang di Aceh

Perlawanan rakyat Aceh terjadi di Cot Plieng. Perlawanan ini dipimpin oleh Teuku Abdul Jalil. Ia adalah seorang guru mengaji. Peristiwa ini berawal dari sikap tentara Jepang yang bertindak sewenang-wenang. Rakyat diperas dan ditindas. Jepang berusaha membujuk Teuku Abdul Jalil untuk berdamai. Namun, Teuku Abdul Jalil menolaknya. Akhirnya, pada 10 November 1942 Jepang menyerang Cot Plieng.

b.      Perjuangan Melawan Jepang di Sukamanah (Singaparna) 

clip_image002

Perlawanan  ini bermula dari paksaan Jepang melakukan Seikeirei. Yakni penghormatan kepada kaisar Jepang. Penghormatan ini dilakukan dengan cara menghadap ke arah timur laut (Tokyo) dan membungkukkan badan. Cara ini dianggap oleh K.H. Zaenal Mustofa sebagai tindakan musyrik (menyekutukan Tuhan). Tindakan  ini melanggar ajaran agama Islam. Akibat penentangan itu, Jepang mengirim  pasukan untuk menggempur Sukamanah. Akhirnya meletuslah pertempuran pada 25 Februari 1944 setelah salat Jumat. K.H. Zaenal Mustofa berhasil ditangkap. Ia ditahan di Tasikmalaya, kemudian dibawa ke Jakarta untuk diadili. Ia dihukum mati dan dimakamkan di Ancol. Pada 10 November 1974 makamnya dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Tasikmalaya.

c.       Perlawanan Tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Blitar

clip_image004

Pada mulanya, pasukan Peta  bertugas mengawasi romusha yang membuat pertahanan di daerah Pantai Blitar Selatan. Mereka melihat sendiri betapa berat pekerjaan romusha dan sengsara hidupnya. Ditambah lagi keadaan masyarakat yang sangat menderita. Pada  14 Februari 1945, berkobarlah perlawanan Peta di Blitar. Perlawanan ini dipimpin oleh Syodanco Supriyadi, Muradi, Suparyono, dan Bundanco (komandan regu) Sunanto, Sudarmo, Halir Mangkudidjaya. Adapula dr. Ismail sebagai sesepuhnya. Setelah membunuh orang-orang Jepang di Blitar, mereka meninggalkan Blitar. Sebagian menuju lereng Gunung Kelud. Sebagian lagi ke Blitar Selatan. Sayang, perlawanan mereka mengalami kegagalan.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel